JAKARTA, KOMPAS.com - Pemilu di Indonesia
dikenal berbiaya sangat tinggi. Dalam pemilu legislatif, seorang calon
anggota legislatif bisa mengucurkan dana kampanye dalam jumlah besar.
Bahkan, ada politisi Dewan Perwakilan Rakyat periode 2009-2014
yang sampai menghabiskan uang puluhan miliar rupiah.
Pada pemilu
mendatang, "kebiasaan" jor-joran uang untuk kampanye sudah seharusnya
dihilangkan. Salah satunya, untuk menghindari kembali maraknya aksi
korupsi para politisi. Logikanya, ketika terpilih, mereka tentu akan
berusaha agar modal kampanye kembali, hingga akhirnya mendapat untung
berlipat.
Konsultan public relation Silih Agung Wasesa
mengatakan, 75 persen dana yang digelontorkan para politisi terbuang
sia-sia karena digunakan untuk hal yang tidak perlu. Contohnya, memasang
billboard, spanduk, dan baliho yang biayanya sangat besar.
"Seolah-olah
orang lain suka. Padahal sudah pasti kita enggak suka. Banyak kesalahan
politisi dalam komunikasi politiknya," kata Silih saat diskusi
"Marketing Politik dan Biaya Politik Haruskah Mahal?", yang digelar
Cides Indonesia, di Gedung The Habibie Center, Jakarta, Sabtu
(27/4/2013).
Silih bercerita pengalamannya ketika menangani salah
satu klien politisi. Awalnya, pihaknya hanya mengajukan anggaran Rp
750 juta. Namun, si klien malah ragu anggaran sebesar itu bisa
membawanya memenangkan pertarungan.
Si klien, tambah dia, meminta
cara-cara yang banyak dipakai politisi lain seperti beriklan di media.
Padahal, kata dia, saran konsultan politik di belakang mereka salah.
Setelah dihitung-hitung sesuai keinginan si klien, keluar angka Rp 2,5
miliar. Ternyata, si klien setuju.
Silih menambahkan, sudah
saatnya dikembangkan politisi mencari dana dari publik seperti dilakukan
negara maju, salah satunya Amerika Serikat.
"Orang sumbang cuma
Rp 10 ribu jangan dilihat nilainya, tapi orang itu sudah pasti milih.
Sekarang terbalik, orang yang dikasih uang," katanya.
Ia kemudian
bercerita ketika menangani kampanye Joko Widodo menghadapi Pilgub DKI
Jakarta 2012. Dengan bantuan banyak orang, mereka bermain di akar
rumput. Timnya itu diminta menerima jika diberikan uang oleh pasangan di
luar Jokowi-Basuki Tjahja Purnama. Ketika pasangan lain memberikan uang
Rp 500 ribu, timnya itu diminta menyampaikan bahwa pasangan
lainnya sudah memberikan uang Rp 700 ribu.
"Besoknya datang lagi nambahin jadi Rp 700 ribu. Saya bilang, lu tau kan pilih siapa (Jokowi)," kata Silih.
President
Association of Fundraising Profesional Jakarta mengatakan, politisi
cenderung menjual penampilan, bukan gagasan. Hal itu terlihat dari
wajah-wajah hasil "editan" sehingga tampak "mulus" seperti terpampang di
baliho, spanduk, atau billboard menjelang pemilu.
Mereka, kata
Arifin, menyangka popularitas bisa menaikkan elektabilitas. Padahal,
publik sudah jenuh dan kesal melihat spanduk yang terpasang di
mana-mana.
"Bebek bisa diubah jadi garuda oleh orang komunikasi. Dijual kecantikannya. Padahal orang tunggu gagasannya," kata dia.
Arifin
menambahkan, kondisi ini terjadi karena politisi menggunakan ilmu
marketing politik. Padahal, marketing dipakai di dunia komersial untuk
menghasilkan laba. Seharusnya, kata dia, politisi lebih tepat
menggunakan ilmu fund raising atau istilah dia vote raising.
"Vote raising
mengajak kandidat fokus ke semua sumber daya dengan membuat gagasan,
menawarkan, dan memimpikan gagasan itu bisa dilakukan. Mendorong
kandidat terjun ke bawah, mengajak berjuang, menggerakan kerelawanan.
Kalau kandidat tidak punya uang, banyak sekali gagasan yang bisa lahir
dari ketiadaan uang," kata dia.
"Vote raising mendorong
kandidat berjuang hari ini, bukan menyusun daftar janji jika terpilih
dan berjuang nanti kalau terpilih. Gagasan voteraising memang tak akan
membuat pecundang jadi pemimpin. Tapi mendorong lahirnya banyak
pemimpin," papar Arifin.
Assalamu alaikum warohmatullahi wabarakatu.
ReplyDeleteSaya ingin berbagi cerita siapa tau bermanfaat kepada anda bahwa saya ini seorang TKI dari johor bahru (malaysia) dan secara tidak sengaja saya buka internet dan saya melihat komentar bpk hilary joseph yg dari hongkong tentan Mbah Suro yg telah membantu dia menjadi sukses. dan akhirnya saya juga mencoba menghubungi beliau dan alhamdulillah beliau mau membantu saya untuk memberikan nomer toto 6D dr hasil ritual beliau. dan alhamdulillah itu betul-betul terbukti tembus dan menang RM.457.000 Ringgit selama 3X putaran beliau membantu saya, saya tidak menyanka kalau saya sudah bisa sesukses ini. dan ini semua berkat bantuan Mbah Suro,saya yang dulunya bukan siapa-siapa bahkan saya juga selalu dihina orang. dan alhamdulillah kini sekarang saya sudah punya segalanya,itu semua atas bantuan beliau.Saya sangat berterimakasih banyak kepada Mbah Suro atas bantuan nomer togel Nya.
Bagi anda yg butuh nomer togel mulai (3D/4D/5D/6D) jangan ragu atau maluh segera hubungi Mbah Suro di hendpone (+6282354640471) & ( 082354640471) insya allah beliau akan membantu anda seperti saya...